Selasa, 06 Juli 2010

CETAK BIRU INDUSTRI MUSIK NASIONAL (Bagian 3)

ANALISIS KONDISI INDUSTRI MUSIK
A. Pondasi Sumber Daya Insani (People)
Kondisi sumber daya insani Indonesia dalam industri musik memiliki potensi kekuat-an yang dapat menjadi sumber keunggulan bersaing. Terutama karena tingkat kreativitas yang tinggi yang dimiliki oleh insan seni musik Indonesia.
Beberapa situasi penting tentang sumber daya insani Indonesia di bidang seni musik adalah:
a. Insan musik Indonesia yang kreatif
Kreativitas insan musik Indonesia yang tinggi, terbukti dengan tingkat produktivitas hasil karyanya. Di tengah permasalahan-permasalahan yang muncul di industri musik, kreasi musik tak pernah berhenti, bahkan karya kreasi musik ini sudah sampai ke dunia internasional.

b. Jumlah insan musik kreatif bertumbuh pesat
Penyanyi dan band-band baru semakin banyak terbentuk, sementara penyanyi band-band senior masih tetap eksis. Jumlah insan kreatif musik tak pernah berhenti bertambah di Indonesia.
c. Potensi calon insan kreatif musik besar
Salah satu indikasi yang menguatkan kondisi ini adalah banyaknya ajang-ajang kompetisi yang semakin marak saat ini. Sebut saja di antaranya: Indonesian Idol, AFI, Kontes Dangdut, Rock Festival, Dream Band, Kompetisi Ringback Tone Indosat dan masih banyak ajang lain yang berpotensi melahirkan insan-insan musik baru yang berkelas.
d. Keunggulan dalam festival mancanegara
Potensi yang besar tersebut bisa terberdayakan lewat besarnya peluang untuk menunjukkan kiprah hingga ke mancanegara, di antaranya lewat festival-festival di mana pemusik Indonesia menunjukkan keunggulannya.
e. Musisi Indonesia semakin dikenal di mancanegara
Salah satu indikasi bahwa musisi Indonesia semakin dikenal di mancanegara, selain kemenangan-kemenangan di ajang kompetisi internasional, adalah Java Jazz Festival yang dihelat rutin tahunan ini selalu didatangi oleh pemusik-pemusik jazz terdepan di dunia, berkolaborasi dengan musisi-musisi lokal. Aktivitas ini membuat pemusik Indonesia makin dikenal dunia.
f. Sekolah musik dan vokal usia muda dan anak-anak semakin banyak
Meskipun masih terkonsentrasi di kota-kota besar, namun sekolah musik untuk usia muda dan anak-anak, bahkan dewasa makin bertambah jumlahnya.
g. Profesi pemusik sudah menjadi profesi yang sangat diminati
Bercita-cita menjadi pemusik bagi anak dan remaja Indonesia di era tahun 1990-an dan sebelumnya umumnya mendapat tantangan dari orangtua. Prospek pendapatannya kurang meyakinkan. Namun sekarang paradigma tersebut sudah berubah. Orangtua bahkan menganjurkan anak-anaknya mengikuti kursus musik, mengikuti kompetisi-kompetisi musik, sampai pada puncaknya adalah perhelatan kompetisi anak dan ibunya di Supermama. Profesi musik terbukti semakin menjanjikan.
Tentunya terdapat beberapa area di mana pengembangan agar output yang optimal bisa dihasilkan:
a. Pendidikan musik perlu ditambah
Pendidikan bagi para pemusik cenderung kurang. Dalam hal ini, banyak pemusik lahir dari proses otodidak.
b. Perlunya apresiator musik
Selain itu, kurangnya pendidikan musik bukan hanya untuk menghasilkan produsen musik (musisi, arranger, dan lain-lain) melainkan juga pendidikan bagi penikmat (konsumen) musik sehingga masyarakat Indonesia dapat menjadi apresiator yang baik.
c. Profesi guru musik kurang dihargai
Pandangan sebelah mata dari pemerintah akan pentingnya mata pelajaran musik, diketahui dari tidak adanya guru-guru musik di SD hingga SMA yang mempunyai ijazah musik, serta kecilnya insentif terhadap guru musik yang berbeda dengan guru mata pelajaran lainnya.
d. Ketidaksesuaian pendidikan formal musik
Di sisi lain, banyak sarjana di bidang musik tidak mempunyai tempat untuk berkreasi yang tepat. Secara umum bisa kita katakan terjadi ketidaksesuaian dalam pendidikan musik dengan lapangan yang tersedia di masyarakat.
e. Musik tradisional kurang diperhatikan
Selain itu perhatian pemerintah terhadap musik tradisional dirasa kurang, karena selama ini musik tradisional hanya dijadikan pelengkap pariwisata saja.

B. Pilar Industri
Kondisi sumber daya insani di atas yang sesungguhnya sangat kondusif bagi tumbuh suburnya industri musik Indonesia memiliki berbagai hambatan dari berbagai aspek di bidang industri, terutama dalam hal kebijakan pemerintah, terutama dalam isu perpajakan.
Pajak yang tinggi ditambah cukai membuat industri ini menurun
PPH yang terlalu tinggi untuk meng-adakan suatu pertunjukan atau konser musik.
Pengenaan pajak internasional yang tinggi pada lirik lagu yang mengenakan bahasa asing (walaupun oleh pemusik Indonesia).
Selain itu, secara umum perhatian pemerintah masih kurang terhadap musik dalam bentuk:
Penataan jalur distribusi industri musik lemah
Kurangnya perhatian dari pemerintah pada industri ini, baik dari segi apresiasi maupun kemudahan-kemudahan untuk go international, bahkan
Perizinan untuk konser atau ikut kompetisi ke luar negeri pun sangat sulit
Kurangnya pemberitaan atau promosi dari dalam negeri, walaupun banyak musisi Indonesia yang memenangi kompetisi di luar negeri.
Tidak adanya prasarana (infrastruktur) atau gedung konser tersendiri sedangkan penggunaan infrastruktur milik pemerintah memerlukan biaya yang sangat tinggi.

Dalam hal ini dapat kita katakan bahwa pilar industri kita masih memiliki kekuatan dan daya saing yang kuat yang ditunjukkan dengan
a. Musik Indonesia tuan rumah di negeri sendiri
Dari sisi permintaan, pasar musik dalam negeri juga sangat apresiatif terhadap musik Indonesia, dengan 80% dari pangsa pasar musik adalah musik Indonesia.
b. Musik etnik semakin tumbuh dan diterima di pasar domestik
Musik etnik baik yang dikemas dalam konsep kontemporer atau memperkaya warna-warna musik yang sudah ada, semakin tumbuh dan diterima pasar domestik. Insan-insan kreatif seperti Balawan, Viky Sianipar dan lain-lain merupakan sedikit di antaranya yang menjadi motor-motor penggerak musik etnis kontemporer.
c. Musik etnis Indonesia disukai di mancanegara
Yang juga menarik adalah kemampuan musisi Indonesia memasukkan unsur musik tradisional/etnis sehingga membuatnya disukai bukan hanya di pasar domestik tapi juga internasional.
d. Pasar label indie semakin tumbuh
Mekanisme indie label yang semakin digemari semakin dapat diterima pasar. Indikasinya adalah jumlah penonton yang selalu memadati konser-konser band indie. Geliat indie label semakin diterima pasar terlihat di beberapa kota besar terutama Bandung.
e. Jalur distribusi musik semakin bervariasi
Jalur-jalur baru industri musik semakin berkembang. Musisi dan label tidak lagi hanya mengandalkan dari pendapat-an kepingan kaset dan CD yang terjual. Ringback tone, jingle iklan, internet music download sampai kepada pemakaian lagu yang semakin digemari sebagai pembuka, latar atau theme song suatu film dan sinetron. Sebagai contoh, potensi peluang yang luar biasa dari bisnis RBT dan model bisnis lainnya bermodal internet dan ponsel akan terlihat, jika dilakukan benchmark di Asia, di mana Indonesia menduduki peringkat keempat setelah Jepang, Korea Selatan dan Cina dalam pangsa pasar RBT.
f. Kepercayaan diri dan kesiapan bersaing dengan musik luar negeri
Masuknya musik luar negeri tidak dipandang sebagai ancaman bagi industri musik Indonesia, tetapi merupakan peluang dikarenakan banyak yang dapat dipelajari dari pemusik luar negeri.
g. Ekspansi musik Indonesia ke mancanegara makin baik, terutama Malaysia.
Pada saat yang sama, musik Indonesia dikenal di luar negeri dan bahkan mendominasi di Malaysia.

Sumber : - Rolling Stone -

Bersambung ke bagian 4...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar